selamat

SELAMAT DATANG DI WEBSITE AN-NAHL MANADO

beranda

Galery An-Nahl

iklan shafa cell

search

Minggu, 05 September 2010

Apakah Orang Kristen Harus Mengikuti Hukum Musa atau Hukum Kristus atau Kedua-duanya?

Tentang Yesus Kristus dituliskan, “Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua” (Ibrani 8:6, 7). Dalam ayat-ayat ini, “perjanjian pertama” adalah hukum Perjanjian Lama dan “yang kedua” ditujukan kepada perjanjian yang diberikan Allah kepada kita melalui anakNya.
Alkitab, Firman Allah adalah kebenaran yang bisa membebaskan kita dari dosa dan penghukuman (Yohanes 8:32; 17:17). Ia adalah satu-satunya berita yang bisa menyelamatkan jiwa kita (Yakobus 1:21). Apakah Perjanjian Lama itu bagian dari Firman Allah dan apakah ia benar? Tidak diragukan! Bagaimana dengan Perjanjian Baru? Ia juga Firman Allah. Bila memang demikian, lalu melalui hukum atau perjanjian yang mana kita harus lakukan untuk hidup? Apakah kita diwajibkan untuk mengikuti hukum Perjanjian Lama atau ajaran Kristus, atau kedua-duanya?
Bagaimanakah Hukum Perjanjian Lama Itu Digambarkan?
Hukum yang diberikan Allah kepada bangsa Israel di bukit Sinai, sering disebutkan sebagai “hukum Musa” (Kisah Rasul 13:39). Hal ini bukan berarti bahwa Musa adalah sumber dari hukum itu, dia adalah seorang mediator yang melaluinya Allah memberikan hukum.
Hukum Musa itu sering juga disebut hukum Allah (Nehemia 8:8, 18) dan hukum Tuhan (Lukas 2:23, 24). Hukum itu digambarkan kudus, adil dan baik (Roma 7:12).
Tanpa diragukan, bahwa 10 hukum adalah bagian yang sangat penting dari instruksi yang Allah berikan kepada bangsa Israel. Penting untuk dicatat, bahwa hukum Musa tidak hanya terdiri dari 10 hukum. Faktanya ada lebih dari 600 perintah dalam hukum Perjanjian Lama
Kepada Siapakah Hukum Perjanjian Lama Itu Diberikan?
Pada abad 15 Sebelum Masehi, Allah mengutus Musa untuk melepaskan bangsa Israel dari perhambaan di Mesir. Pada bulan ketiga setelah mereka menyeberangi Laut Merah dan lepas dari Mesir, mereka tiba di gunung Sinai (Keluaran 19:1). Allah memberi mereka sebuah hukum yang baru, yaitu hukum Musa.
Dalam Keluaran 20:2, 3 tertulis, ”Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” Inilah permulaan dari pernyataan hukum yang diberikan Allah di gunung Sinai. Ingat, perkataan ini diberikan kepada mereka yang telah lepas dari perbudakan di Mesir. Siapakah mereka itu? Orang Israel. Lebih jauh dalam Ulangan 5:1-3, kita membaca, “Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul dan berkata kepada mereka: "Dengarlah, hai orang Israel, ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya dan melakukannya dengan setia. TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb. Bukan dengan nenek moyang kita TUHAN mengikat perjanjian itu, tetapi dengan kita, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup.” Perjanjian yang mana yang dibicarakan Musa disini? Yaitu perjanjian yang dibuat Allah di Sinai. Dengan siapa perjanjian itu dibuat? Dengan mereka dimana Musa berbicara. Perhatikan, dikatakan bahwa pada hari itu Musa hanya berbicara kepada bangsa Israel, mengingatkan mereka akan perjanjian yang telah dibuat Allah dengan mereka. Saudara-saudara, hanya ada satu bangsa yang hadir di gunung Sinai yang menerima hukum Musa dan bangsa tersebut adalah bangsa Israel. Hukum Musa tidak dialamatkan kepada bangsa Spanyol, China, Amerika atau orang Kristen di negara manapun. Hukum itu hanya diberikan kepada bangsa Yahudi.
Mengapa Hukum Lama Itu Diberikan?
Segala sesuatu yang Allah perbuat pasti mempunyai tujuan. Tuhan pasti mempunyai tujuan dalam memberikan hukum Musa kepada bangsa Israel. Salah satunya adalah untuk menolong mereka mengerti tentang dosa, “Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa” (Roma 3:20). Tujuan yang lainnya adalah menolong bangsa Israel untuk datang kepada Kristus ( Galatia 3:24).
Hukum Musa mengarahkan bangsa Israel kepada Kristus dan mereka yang mengerti hukum itu dengan baik akan mempersiapkan hati untuk menerima Yesus sebagai Mesias.
Perhatikan juga, bahwa hukum Musa itu hanya bersifat sementara. Tuhan tidak pernah merencanakan hukum itu sampai akhir zaman. Berapa lama hukum itu mengikat? Apa tujuan hukum itu diberikan. Hal itu diberikan karena pelanggaran sampai benih yang dijanjikan itu datang ( Galatia 3:19). Benih itu adalah Kristus. Jadi hukum Musa itu berlaku sampai kedatangan Yesus (yang pertama). Dan ingat bahwa hukum itu hanya untuk bangsa Israel.
Apa Yang Dilakukan Yesus Dengan Hukum Lama?
Sebagai orang Yahudi, Yesus hidup di bawah hukum lama dan wajib mentaatinya ( Galatia 4:4). Yesus tidak pernah melanggar hukum Musa, tetapi melakukannya dengan sempurna. Dia tidak berdosa (1 Petrus 2:22). Dia digambarkan sebagai tujuan akhir hukum Taurat (Roma 10:4). Kemudian, Dia menggenapi hukum Taurat (Matius 5:17). Akhirnya, melalui kematianNya Yesus meniadakan hukum lama (Efesus 2:5). Apa artinya hukum itu ditiadakan? Artinya adalah Kristus bukanya membuat hukum itu tidak eksis lagi, atau dikeluarkan dari Alkitab, melainkan hukum itu tidak lagi efektif setelah kematian Yesus.
Apakah Hukum Musa Masih Mengikat?
Apakah Saudara dan saya diwajibkan untuk melakukan hukum Musa? Seperti yang sudah dikatakan tadi bahwa hukum itu tidak lagi mengikat setelah kematian Yesus. Banyak orang yang terkejut ketika pertama sekali mendapatkan pengajaran tentang kebenaran ini. Namun kitab Perjanjian Baru telah dengan jelas mengajarkannya seperti: (1) Kolose 2:14; (2) Galatia 3:24, 25; (3) Ibrani 10:9; Matius 26:28; (4) Roma 7:4.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
Bila ada orang yang mengajarkan bahwa kita harus melakukan hukum Perjanjian Lama saat ini, maka dia perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Seseorang tidak bisa diselamatkan dan dibenarkan hukum Musa (Kisah Rasul 13:39).
2. Orang Kristen yang berusaha dibenarkan hukum Musa telah jatuh dari anugerah ( Galatia 5:4).
3. Bila seseorang menginginkan untuk melakukan hukum Musa, maka dia tidak boleh melakukan hanya sebagian saja melainkan harus keseluruhan ( Galatia 5:4). Mereka harus mengorbankan beberapa jenis binatang, melakukan perjalanan jauh ke tempat yang sudah ditentukan Allah (Yerusalem), memelihara semua hari-hari raya (Paskah, dsb.), dilempari dengan batu bila menghujat nama Tuhan, setiap tujuh tahun berhenti dalam menanam, dan lain-lain.
4. Adalah suatu ketidak-mungkinan untuk mengikuti hukum Musa dan hukum Kristus dalam waktu yang bersamaan. Sebab begitu banyak perbedaan di antara keduanya. Jadi yang mana yang akan Saudara ikuti? Hukum lama? Hukum Kristus? Atau dua-duanya?
Hukum Perjanjian Baru Kristus
Saat ini Allah berbicara kepada kita melalui AnakNya (Ibrani 1:1, 2). Kita hidup melalui apa yang Yesus katakan (Matius 17:5). Setelah kebangkitanNya Dia berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:18, 20). Apakah kehendak Kristus, yang memiliki semua kuasa, bahwa semua orang harus melakukan perintahNya dan bukan hukum Musa?
Hari ini Tuhan memanggil manusia melalui Injil, bukan melalui hukum Musa (2 Tesalonika 2:14; Roma 1:16; 2 Yohanes 9). Hukum Perjanjian Lama datang dari Allah dan yang bermanfaat bagi orang Kristen bila mempelajarinya. Tetapi harus diingat bahwa hukum itu tidak lagi mengikat. Saat ini Tuhan ingin agar semua manusia dimana saja mengikuti pengajaran Kristus, yang juga disebut Injil Perjanjian Baru .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar