selamat

SELAMAT DATANG DI WEBSITE AN-NAHL MANADO

beranda

Galery An-Nahl

iklan shafa cell

search

Sabtu, 04 September 2010

Maaf saya akan membatasi pembahasan pada fakta2 sejarah.

Perayaan ke-500 tahun kelahiran Paus Pius V tahun ini berlangsung secra sepi, apalagi di lingkungan akademisi. Padahal ia adalah paus yg memenangkan Pertempuran Lepanto th 1571 ini. Paus ini memiliki keberanian dan energi utk membentuk aliansi para kerajaan Kristen melawan kerajaan/empire Ottoman yg menjajahi negara2 Balkan.


Kini, utk mengurangi permusuhan antara keduanya, jasa paus yg menyelamatkan budaya Barat dari cengkraman Islam ini jarang disebut2.

Walaupun kedua agama tsb bersifat monotheis, ada perbedaan besar antara agama Kristen dan Islam dan perbedaan ini adalah fundamental.

Sejak permulaan, ada perbedaan dlm cara2 konversi (mengajak orang lain dlm agama Kristen/Islam) dan penggunaan kekerasan.

Menurut ajaran Kristen, konversi adalah suka rela dan individual. Sejak2 abad2 permulaannya, agama Kristen disebarkan tidak melalui paksaan, malah mereka di-intimidasi dan dibunuh. Setelah mereka kuat, sejarah memang menunjukkan bahwa pengikutnya sering tidak mempraktekkan toleransi. Paus Johanes Paulus II sendiri mengakui bahwa anak2 Gereja “harus kembali dlm semangat penyesalan akibat kelakuan tidak toleran dan bahkan penggunaan kekerasan, khususnya dlm abad2 tertentu.” (Tertio Millennio Adveniente, 35).

Namun sejak permulaan, Muslim, bahkan sejak Mohamad masih hidup, memaksakan konversi lewat kekerasan. Expansi dan luasnya pengaruh Islam adalah melalui PERANG terhdp mereka yg tidak menerima Islam, dan ini bukannya tidak cocok dgn ajaran Islam. Islam, berbeda dgn Kristen, mengekspresikan strategi religius, budaya, sosial dan politik. Kristen membedakan jelas antara dunia spiritual dan politik. Sementara Islam diberlakukan lewat dominasi politik.

Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa penggunaan kekerasan merupakan tempat utama dlm tradisi Islam, spt yg disaksikan kata yg sering kita dengar akhir2 ini; “jihad”. Walau ada yg mengatakan bahwa jihad hanya berarti perang spiritual, ahli2 Islam spt Samir Khalil Samir kembali menegaskan bahwa jihad adalah perang atas nama ALlah utk membela Islam, yg merupakan kewajiban semua lelaki Muslim yg sehat badan.

Mereka yg bersikeras bahwa jihad melenceng dari arti sebenarnya, bukanlah orang2 jujur. Sejarah sudah membuktikan kekerasan khas Islam dan BAHWA MUHAMAD SENDIRI SECARA SISTIMATIS MENGORGANISASIKAN PENYERANGAN MELAWAN SUKU2 YG TIDAK MENERIMA KEKUASAANNYA.

Interpretasi Muslim sekarang ttg Perang Salib (yg dipinjam dr orang2 Barat anti-Kristen) juga tidak cocok dgn realitas sejarah.

Menurut mereka, orang2 Kristen menginvasi kawasan damai--Tanah Suci (yg dulunya adalah bagian dari Syria)--yg menghormati orang2 dr agama lain – menggunakan motif2 religius utk menutup2i tujuan imperialis dan ekonomi.

Tetapi asal usul Perang Salib, terutama, adalah akibat kekerasan2 yg dilakukan kalifah Fatimid milik Hakim bi-Amr Allah terhdp kaum Kristen Mesir dan Syria. Th 1008, al-Hakim melarang perayaan Paskah, Palm Sunday, dan tahun kemudian ia memerintahkan penghukuman dan penyitaan harta kaum Kristen. Thn itu juga, th 1009, ia merajah dan menghancurkan katedral di Kairo, dan tidak menghalangi pegnhancuran kapel2 disekitarnya, ataupun perajahan gereja2 lainnya di kota itu. Tahun itu juga adalah periode yg paling parah: DESTRUKSI BASILIKA KONSTANTIN di Yerusalem, atau dikenal dgn nama the Holy Sepulcher. Dokumen2 sejarah jaman itu menunjukkan bahwa IA MEMERINTAHKAN “DIHANCURKANNYA SETIAP LAMBANG AGAMA KRISTEN, DAN MENCABUT SETIAP RELIK DAN OBYEK PEMUJAAN.” Basilika itu kemudian diratakan habis dan Ibnu Abi Zahir melakukan segala yg ada dlm kekuatannya utk melenyapkan setiap bekas2 gereja tsb.

Bahkan sekarang di lingkungan intelektual, banyak disebut2 ttg toleransi agama yg ditunjukkan otoritas Islam selama berabad2. Kenyataannya, pengikut agama berhala ditawarkan “Islam atau mati”. Kristen dan Yahudi hanya berhasil selamat karena mereka menerima dominasi politik (menjadi DHIMMI) dan situasi menghina dgn menyetujui pembayaran pajak Jizyah yg sangat tinggi.

Jadi tidaklah aneh jika tekanan2 sosial dan ekonomi ini pd akhirnya mengakibatkan orang memeluk Islam. Ini mengakibatkan kelenyapan total kaum Kristen, penduduk asli iwilayah itu selama lebih dari 500 tahun, jauh sebelum datangnya Islam. Bahkan juga di bagian2 Afrika yg dulunya diperintah kerajaan Kristen Romawi, dan tempat2 kelahiran Santo Tyconius dari Syria dan Santo Agustin.

Beda antara Kristen dan Islam yg paling besar adalah isu individualitas manusia.

Ini nampak dari kenyataan bahwa negara2 Islam TIDAK MENERIMA DEKLARASI HAK AZASI MANUSIA oleh PBB th 1948. Ada yg menerimanya dgn syarat dan mengecualikan norma2 yg bertentangan dgn hukum Qur’an – yg praktisnya berarti menolak keseluruhan Deklarasi. Dari sudut pandang sejarah, harus diakui bahwa deklarasi hak2 azasi manusia ini adalah buah budaya dunia Kristen. Dlm tradisi Islam, konsep PERSAMAAN DERAJAD MANUSIA TIDAK EKSIS. AKibatnya, PENGHORMATAN terhdp NYAWA MANUSIA juga tidak eksis.

Shariah didasarkan atas 3 KETIDAKSAMAAN DERAJAD: antara lelaki dan perempuan, antara Muslim dan non-Muslim, dan antara orang bebas dan budak.

Esensinya, lelaki dianggap sbg pemegang penuh segala hak dan kewajiban hanya lewat keanggotaannya dlm sebuah masy Islam: mereka yg mengkonversi ke agama lain atau menjadi atheis dianggap pengkhianat, yg patut dikenakan hukuman mati, atau paling tidak kehilangan segala hak mereka.

Kepincangan derajat yg tidak dapat ditawar2 adalah antara LELAKI & PEREMPUAN. Yang lainnya masih bisa ditawar: budak dpt dibebaskan, non-Muslim bisa masuk Islam – tetapi derajat rendah tidak dapat ditawar2, KARENA INI DITENTUKAN OLEH ALLAH SENDIRI. Dlm tradisi Islam, suami menikmati hak2 absolut atas isteri-isterinya:
poligami diijinkan bagi lelaki, tetapi wanita tidak boleh memiliki lebih dari 1 suami, tidak boleh kawin dgn lelaki dr agama lain, bisa diceraikan suaminya, tidak memiliki hak atas anak2, mendapatkan hak waris kurang dari saudara lelaki, dan kesaksiannya di pengadilan bernilai setengah dari
kesaksian lelaki.

Jadi Islam bukan saja berarti keanggotaan religius, tetapi seluruh cara hidup yg menentukan hubungan dgn bangsa2 lain, bgm berlaku dlm suasana damai atau perang, dsb dsb.

Oleh karena itu mudah dimengerti bgm kemenangan Lepanto menjamin
pengembangan budaya penghormatan bagi individu, terlepas dari agama, jenis kelamin dan kekayaan.

Kalau karakter Islam ini tidak dpt berubah, satu2nya kemungkinan ko-eksistensi Islam dgn mereka2 yg bukan anggota Ummah adalah:
dalam negara Islam, non-Muslim harus tunduk kpd sistim Islam, jika ia tidak ingin mengalami diskriminasi.

Begitu juga, Muslim akan mengalami kesulitan dlm menyesuaikan diri dng UU non-Islamiah, menganggapnya sbg UU asing yg bertentangan dgn kepercayaan dan agamanya.

Kami juga harus mengakui hak alami setiap masyarakat utk membela identitas politik, budaya dan agamanya. Ini nampaknya yg dilakukan Paus Pius V.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar